Pages

Saturday, 25 October 2008

Akankah Persela Bertahan di Papan Atas ISL ?


Bertengger di peringkat empat klasemen sementar Indonesia Super League, merupakan prestasi menggembirakan yang dicatat tim kota soto ini. Prestasi tersebut menjadi kian lengkap setelah striker mereka, Marcio Sauza yang asal Brazil mencatatkan diri sebagai top scorer dengan koleksi 12 gol.

Mengamati permainan Persela Sejak awal musin hingga paruh musim ini tentunya sangat menarik. Kenapa? Karena tim berjuluk lascar joko tingkir ini tak saja menjadi tim yang melejit dalam kompetisi ISL. Secara keseluruhan tim ini juga menjadi tim yang paling serius berbenah menghadapi ISL. Baik dari segi sarana, maupun prasarananya.

Pertanyaanya, mampukan persela mapu mempertahankan prestasi ini hingga akhir musim nanti? Atau sebaliknya, Persela akan loyo dan terjerumus ke papan bawah? Kita tentu tidak bias menjawabnya sekarang. Namun dari perjalanan Persela selama ini, kita mungkin bias menjawabnya.

Dari segi pemain, Persela lamongan tergolong tim yang tidak punya pemain berkelas nomor wahid di kancah sepak bola. Semua pemain berkualitas sedang, bahkan beberapa diantaranya masih tergolong minim pengalaman. Namun pelatih kawakan, M Basri mampu menyulap Persela menjadi tim yang disegani, terutama saat berlaga di kandang.

Permainan Persela hanya mengandalkan kolektifitas pemain. Karena skill individu pemain tidak ada yang diatas rata-rata. Namun dari permainan kolektif ini, Persela kerap mencuri poin baik saat tandang maupun saat berlaga di hadapan ribuan LA Mania (julukan supporter Persela).

Meski mempunyai beberapa striker, namun sumbangan gol terbanyak Persela masih berasal dari kaki legion asingnya Marcio. Gol-gol marcio juga kebanyakan berasal dari kepiawaiaanya mengeksekusi bola-bola mati.

Dari sini bias disimpulkan bahwa penyelesaian akhir Persela cukup menghawatirkan sehingga banyak peluang tidak bias dimanfaatkan. Atau sebaliknya, para pemain persela kurang kreatif membangun serangan yang mengasilkan gol.

Gol-gol persela, selain yang dicetak Marcio sauza, berasal dari kaki Dicky Firasat, serta striker asing lainnya epalla Jordan. Namun jumlah gol kedua pemain ini masih jauh dibandingkan dengan gol Marcio yang dicetak melalui bola mati.

Jika mau berbenah, Persela harus mendatangkan striker haus gol untuk ditandemkan dengan marcio. Atau persela mendatangka gelandang serang yang haus gol untuk menjadi second striker.

Selama ini, lini tengah Persela hanya “hidup” jika ada Alex robinson. Sementara cadangannya, baik Amsar Reza maupun Zainal Arifin, terlihat kurang mampu menjadi kreator serangan. Sementara Gelandang bertahan, Edgar, sudah terlihat loyo dan tidak mampu membendung serangan lawan. Beruntung pengalamannya menjadikaanya tetap dibutuhkan Persela.

Sementara lini belakanga persela yang dimotori Fabiano kini semakin solid dan susah ditembus pemain depan lawan. Meski Fabiano absent, namun Persela masih punya bek tangguh lainnya seperti jhon scarlet dan FX yanuar.

Menghadapi lanjutan ISL tentunya tantangan akan semakin berat, mental dan skill pemain menjadi penentu eksisitensi tim. Namun kepiawaian seorang M Basri meracik pemain, akan lebih menjadi factor utama keberhasilan persela di ISL.

Jika perombakan tidak dilakukan, artinya Persela akan tetap mempertahankan pemain lama. Mungkin persela bias belajar dari teori Ajax Amsterdam. Tim Ibukota belanda ini selalu menginstruksikan para pemain untuk meminimalkan kesalahan dalam setiap pertandingan. Dengan meminimalir kesalahan, tentu secara utuh tim akan diuntungkan. Karena tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk mengembangkan permainan. Kunci memperkecil kesalahan adalah konsentrasi tinggi, disiplin, serta kondisi fisik yang tangguh.

0 comments:

Post a Comment