Pages

Wednesday, 19 November 2008

Petani Keluarkan Biaya Ekstra untuk Pemupukan

Seperti musim tanam sebelumnya, musim tanam kali ini petani di Lamongan juga diresahkan dengan langkanya pupuk di pasaran. Kelangkaan tersebut memicu harga pupuk menjadi mahal. Kenaikan harga tersebut mencapai dua kali lipat dari harga eceran tertinggi pemerintah (HET).


Para petani di kecamatan Sambeng, Tikung dan Sugio mengaku kesulitan mendapatkan pupuk untuk tanaman padi mereka yang baru disemai. Kalaupun ada, para petani harus membelinya dengan harga yang cukup tinggi. Harga pupuk urea misalnya, per zaknya mencapai 87.000 rupiah hingga 120.000 rupiah. Padahal harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah hanya 60.000 rupiah per zak.

Meski harus mengeluarkan biaya ekstra, para petani tetap membeli pupuk karena pupuk menjadi kebutuhan pokok saat ini. Jika tanaman padi mereka tidak mendapat pupuk yang cukup, dipastikan tanaman tidak akan tumbuh dengan normal dan mempengaruhi hasil panen.

Apa yang diungkapkan ikhsan merupakan gambaran seluruh petani Lamongan saat ini. Mereka seakan dipermainkan oleh pihak tertentu yang mengambil manfaat dari ketidak berdayaan petani.

Sementara data dari pemkab Lamongan menyebutkan, kebutuhan pupuk petani Lamongan dalam musim tanam kali ini mencapai 22.010 ton pupuk. Padahal saat ini, pupuk yang tersedia hanya 13.058 ton. Petani dihimbau untuk mematuhi aturan yang ada, yakni menggunakan pupuk sebanyak 250 kilogram, untuk satu hektare lahan sawah. selain itu, para petani juga dihimbau untuk menggunakan pupuk organik.

0 comments:

Post a Comment