Meski mainan modern mendominasi permaian anak-anak. namun di lamongan, maninan anak-anak dari daun lontar masih bertahan. seorang perajin asal desa jati langkir kecamatan tikung misalnya, ia masih setia memproduksi mainan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang tersebut.
menjadi perajin mainan anak-anak dari daun lontar merupakan mata penceharian utama bagi nur hayati, ibu satu anak warga desa jati langkir ini.
entah siapa yang memulai membuat mainan ini. namun bagi keluarga nur hayati, membuat mainan dari daun lontar ini merupakan ketrampilan yang diwariskan secara turun-temurun.
proses membuat mainan ini cukup rumit. pertama, daun lontar yang sudah dikeringkan kemudian dianyam membentuk seekor ayam.
setelah bentuk dasar selesai, roda yang juga terbuat dari lontar kemudian dipasang. setelah semua selesai, maninan berbentuk ayam tersebut kemudian diberi pewarna agar terlihat lebih indah.
setelah semua selesai, tinggal memberi tali pada bagian depannya. dalam sehari, nur hayati bisa memproduksi 100 unit mainan.
chyron : nur hayati, perajin mainan daun lontar
chyron: listiya, penggemar mainan daun lontar
selama ini kerajinan mainan daun lontar buatannya dipasarkan tak hanya di lamongan saja. sejumlah kota besar seperti bali, jakarta, semarang dan bandung, juga menjadi kota tujuan pemasarannya.
harga mainan ini cukup murah, seribu rupiah per unitnya. namun dengan harga yang murah tersebut nur hayati tidak hanya bisa mendapatkan omzet satu juta per bulan, namun ia juga mendapatkan kepuasan batin karena bisa membuat anak-anak tertawa riang saat memainkan mainan produksinya.,
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment